Bukanlah raja yang akan mencukupi rizkimu saat engkau dalam kekurangan
Bukanlah tabib yang akan sembuhkan jika engkau dalam sakit yang berkepanjangan
Bukanlah kekasih yang akan menghilangkan rindu saat engkau dalam kesendirian
Engkau hanyalah bayi kecil
Engkau adalah orang mati
Engkau tidak lebih dari bangkai berjalan
Bukankah diammu adalah diamNya Allah, dan gerakmu adalah GerakNya jua.
Tak ada sedikitpun diluar kekuasaan ilmu Allah
Semuanya ada dalam genggamanNya
Bukalah mata hati agar dapat mengerti makna seorang bayi
Bukalah mata hati agar kau tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang mati
Bukankah hakikatnya engkau tiada
Yang Ada hanyalah Zat Allah SWT
Ya Rabb jasad ini
Berilah Hamba ilmu sejati
Hingga Hamba dapat mengenali hakikat diri
Dan dapat merasakan Zat Kesempurnaan yang Kau miliki.
Bukanlah tabib yang akan sembuhkan jika engkau dalam sakit yang berkepanjangan
Bukanlah kekasih yang akan menghilangkan rindu saat engkau dalam kesendirian
Engkau hanyalah bayi kecil
Engkau adalah orang mati
Engkau tidak lebih dari bangkai berjalan
Bukankah diammu adalah diamNya Allah, dan gerakmu adalah GerakNya jua.
Tak ada sedikitpun diluar kekuasaan ilmu Allah
Semuanya ada dalam genggamanNya
Bukalah mata hati agar dapat mengerti makna seorang bayi
Bukalah mata hati agar kau tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang mati
Bukankah hakikatnya engkau tiada
Yang Ada hanyalah Zat Allah SWT
Ya Rabb jasad ini
Berilah Hamba ilmu sejati
Hingga Hamba dapat mengenali hakikat diri
Dan dapat merasakan Zat Kesempurnaan yang Kau miliki.
*Manusia hanyalah bayi kecil, orang mati dan tak lebih dari bangkai berjalan.
Semua kekuatan dan kekuasaan adalah milik Allah dan kita hanya manifestasi dari
kekuatan tersebut. Jika Allah berkenan memberikan kesejatian ilmu, maka kita
akan merasakan indahnya hidup bersama Allah disetiap waktu dan di seluruh
tempat, kita selalu dan selalu bersama Allah.
Kesejatian diri dan kesejatian ilmu hanya dapat diperoleh ketika kita telah
memfana’kan jasadiyah kita kepada diri bathiniyah. Tentunya dalam perjalanan
ini kita tidak bisa serta merta meninggalkan jasad ( Syariat ). Karena hakikat
tanpa syariat akan menjadi sia-sia belaka. Syariat merupakan pencerminan jiwa
suci hakikat diri, tidak akan mungkin didapati kesempurnaan pengenalan tanpa
melewati jalan jasadiyah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar